- Back to Home »
- Kerajaan Holing , Sejarah Hindu-Budha »
- Kerajaan Holing/ Kalingga
Posted by : Unknown
Senin, 22 Desember 2014
KERAJAAN HOLING
Pada abad ke-7 berdiri suatu kerajaan yang bernama Kalingga / Holing.
Letak kerajaan kalingga hingga kini belum dapat di pastikan. Hal itu di
sebabkan karena adanya beberapa pendapat yang yang berbeda dalam membahas letak
kerajaan tersebut, di antaranya :
a)
Menurut
berita Cina yang berasal dari Dinasti Tang menyebutkan bahwa letak kerajaan
kalingga berbatasan dengan laut sebelah selatan, Tan-Hen-La (Kamboja) di
sebelah utara, Po-Li (Bali) di sebelah timur, dan To-Po-Teng di sebelah barat.
Nama lain dari Holing adalah Cho-Po (jawa) sehingga berdasarkan berita cina
tersebut dapat di simpulkan bahwa kerajaan kalingga / holing terletak di pulau
jawa, khususnya jawa tengah.
b)
Dalam
menentukan letak kerjaan kalingga / holing, J.L. Moens meninjau dari segi
perekonomian, yaitu pelayaran dan perdagangan. Alasannya, selat malaka
merupakan selat yang sangat ramai dalam aktivitas pelayaran perdagangan.
Pendapat J.L. Moens ini di perkuat dengan di pertemukannya sebuah daerah di
Semenanjung Malaya yang bernama Keling.
PENINGGALAN KERAJAAN HOLING
Salah satu
peninggalan kerajaan kalingga / holing adalah prasasti tukmas. Prasasti ini di
temukan di Desa Dakwu tepatnya di daerah Grobogan Purwodadi di Lereng gunung
merbabu di jawa tengah. Prasasti ini bertuliskan huruf pallawa berbahasa
sansekerta yang menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Selain
itu, prasasti ini juga memiliki gambar- gambar seperti kendi, trisula, kapak, kelasangka,
cakra, dan bunga teratai yang merupakan lambing keeratan hubungan manusia
dengan para dewa.
ASPEK KEHIDUPAN PEMERINTAHAN KERAJAAN HOLING
a)
Kehidupan Politik
Berdasarkan berita cina di sebutkan bahwa
kerajaan kalingga / holing di perintah oleh seorang raja putri yang bernama
Ratu Sima. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras namun adil dan bijaksana. Kepada
setiap pelanggar, Ratu Sima selalu memberikan sanksi yang tegas. Rakyat tunduk
dan patuh terhadap segala perintah Ratu Sima bahkan tidak seorang pun rakyat
maupun pejabat kerajaan yang melanggar segala perintahnya.
a)
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan
perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing berkembang pesat. Masyarakat
kerajaan kalingga telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan
perdagangan pada suatu tempat yang di sebut dengan pasar. Pada pasar itu,
mereka mengadakan hubungan dengan teratur. Selain itu, kegiatan ekonomi
masyarakat lainnya, di antaranya bercocok tanam, menghasilkan kulit, penyu,
emas, perak, cula badak, dan gading serta membuat garam. Kehidupan masyarakat
holing tentram. Hal itu di sebabkan karena di Holing tidak ada kejahatan dan
kebohongan. Berkat kondisi itu, rakyat Holing memperhatikan pendidikan. Hal itu
terbukti dengan adanya rakyat Holing telah mengenal tulisan dan ilmu
perbintangan.
a)
Kehidupan Agama
Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh ajaran
Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing
memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan
masyarakat Holing mayoritas beragama Budha.
Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina
berkeinginan menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou-ei-Ning. Ia pergi
Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa sansekerta ke bahasa
Cina.
SUMBER SEJARAH
1)
Berita
Dari Cina
Pendeta I-Tsing menyatakan bahwa pendeta
Hwining dan Yunki (pembantu pendeta Hwining) pergi ke Holing pada tahun 664
untuk mempelajari ajaran agama Budha. Ia juga menerjemahkan kitab suci agama
Budha dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina. Kitab yang ia terjemahkan
merupakan bagian terakhir dari kitab Varinirvana yang mengisahkan tentang
pembukaan jenazah sang Budha. dalam
2)
Prasasti
Tukmas
HUBUNGAN KERAJAAN HOLING DENGAN NEGERI LUAR
Pada
masa Chen-kuang, raja holing bersama
raja To-ho-lo To-p’o-teng menyerahkan upeti ke Cina. Upeti tersebut
disambut
baik oleh kaisar Chen-kuang. Oleh karena itu, kaisar cina mengirimkan
balasan
yang dibubuhi cap kerajaan kepada mereka. Selain itu, kaisar cina juga
memberikan kuda-kuda terbaik kepada raja To-ho-lo.
Pada
tahun 813 Masehi, raja holing mengirim upeti lagi ke cina. Utusan tersebut
mempersembahkan empat budak sheng-chih, burung kakatua, dan burung p’in- chiat
serta benda-benda lainnya. Kaisar amat berkenan hatinya sehingga ia memberikan
gelar kehormatan kepada utusan tersebut. Tetapi utusan tersebut memohon agar
gelar kehormatan itu diberikan kepada adiknya saja. Kaisar sangat terkesan
dengan sikap utusan tersebut sehingga ia memberikan gelar kehormatan kepada
keduanya.
MASA KEJAYAAN
Pada tahun 674 Masehi,
kerajaan kalingga/holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu
Sima. Ratu sima merupakan raja yang terkenal di pemerintahan kerajaan holing.
Dibawah kekuasaan Ratu sima ini, kerajaan kalingga/holing mengalami masa
kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka
tunduk dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang
pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.
Pada suatu hari, ada seorang
raja yang sangat penasaran dengan kejujuran rakyat holing. Raja itu bernama
Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran rakyat holing. Untuk
membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing. Utusan tersebut
diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah
jalan dekat keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh
pundi-pundi emas tersebut hingga 3 tahun lamanya. Namun, pada suatu hari sang
putera mahkota sedang berjalan-jalan melewati pasar tersebut. Ketika berjalan,
kaki putera mahkota tidak sengaja menyenggol pundi-pundi emas. Salah seorang
warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan kepada pemerintah kerajaan.
Laporan tersebut terdengar oleh ratu sima. Ia langsung memerintahkan kepada
hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu merupakan
tindakan kejahatan pencurian. Beberapa patih kerajaan tidak setuju dengan
keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk putera
mahkota kepda ratu sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak dibunuh
melainkan hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui oleh
ratu sima. Oleh karena itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota
dipotong.