- Back to Home »
- Kerajaan Kediri , Sejarah Hindu-Budha »
- Kerajaan Kediri
Pada tahun 1019 M, Airlangga dinobatkan
menjadi raja Medang Kamulan. Airlangga berusaha memulihkan kembali
kewibawaan Medang Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan berahasil
dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan
ke Kahuripan. Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai kejayaan
dan kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk
mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi
Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.
Pewaris tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri
Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena
memilih menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir
dari selir. Untuk menghindari perang saudara, Medang Kamulan dibagi
menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan
kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut
mengalami kegagalan. Hal ini dapat terlihat hingga abad ke 12, dimana
Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan makmur namun tetap tidak
damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi Jenggala yang berada
dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana gelap, penuh
kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja – raja
antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan
jenggala, kerajaan kembali dipersatukan dibawah kekuasaan Kediri.
A. SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN KEDIRI
Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian
kekuasaan, adapun raja – raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan
Kediri adalah:
1.Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu
Jayawarsa adalah raja pertama kerajaan Kediri dengan prasastinya yang
berangka tahun 1104. Ia menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu.
2.Kameshwara
Raja kedua kerajaan Kediri yang bergelar Sri Maharajarake Sirikan Shri
Kameshwara Sakalabhuwanatushtikarana Sarwwaniwaryyawiryya Parakrama
Digjayottunggadewa, yang lebih dikenal sebagai Kameshwara I (1115 – 1130
M). Lancana kerajaanya adalah tengkorak yang bertaring disebut
Candrakapala. Dalam masa pemerintahannya Mpu Darmaja telah mengubah
kitab samaradana. Dalam kitab ini sang raja di puji–puji sebagai titisan
dewa Kama, dan ibukotanya yang keindahannya dikagumi seluruh dunia
bernama Dahana. Permaisurinya bernama Shri Kirana, yang berasal dari
Janggala.
3.Jayabaya
Raja kediri ketiga yang bergelar Shri Maharaja Shri Kroncarryadipa
Handabhuwanapalaka Parakramanindita Digjayotunggadewanama Shri Gandra.
Dengan prasatinya pada tahun 1181 M. Raja Kediri paling terkenal adalah
Prabu Jayabaya, di bawah pemerintahannya Kediri mencapai kejayaan.
Keahlian sebagai pemimpin politik yang ulung Jayabaya termasyur dengan
ramalannya. Ramalan–ramalan itu dikumpulkan dalam satu kitab yang
berjudul jongko Joyoboyo. Dukungan spiritual dan material dari Prabu
Jayabaya dan hal budaya dan kesusastraan tidak tanggung–tanggung. Sikap
merakyat dan visinya yang jauh kedepan menjadikan prabu Jayabaya layak
dikenang.
4.Prabu Sarwaswera
Sebagai raja yang taat beragama dan budaya, prabu Sarwaswera memegang
teguh prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu, dikaulah (semua)
itu, semua makhluk adalah engkau. Tujuan hidup manusia menurut prabu
Sarwaswera yang terakhir adalah mooksa, yaitu pemanunggalan jiwatma
dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang menuju kearah
kesatuan, segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar.
5.Prabu Kroncharyadipa
Namanya yang berarti beteng kebenaran, sang prabu memang senantiasa
berbuat adil pada masyarakatnya. Sebagai plemeluk agama yang taat
mengendalikan diri dari pemerintahannya dengan prinsip, sad kama murka,
yakni enam macam musuh dalam diri manusia. Keenam itu adalah kroda
(marah), moha (kebingungan), kama (hawa nafsu), loba (rakus), mada
(mabuk), masarya (iri hati).
6.Srengga Kertajaya
Srengga Kertajaya tak henti–hentinya bekerja keras demi bangsa
negaranya. Masyarakat yang aman dan tentram sangat dia harapkan. Prinsip
kesucian prabu Srengga menurut para dalang wayang dilukiskan oleh
prapanca.
7.Pemerintahan Kertajaya
Raja terakhir pada masa Kediri. Kertajaya raja yang mulia serta sangat
peduli dengan rakyat. Kertajaya dikenal dengan catur marganya yang
berarti empat jalan yaitu darma, arta, kama, moksa.
B. RUNTUHNYA KERAJAAN KEDIRI
Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya terjadi pertentangan dengan kaum Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah melanggar agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok, akuwu Tumapel. Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di desa Ganter, pada tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya kerajaan Kediri.